Budaya Menunjukkan Bangsa

Berkenaan dengan tema ‘Punyakah Kita Modal Sejarah dan Budaya untuk Bangsa Kita Berjaya’? Yang terkandung dalam pesan (artikel) berjudul ‘Batik dan Kasih Ibu’ di www.darwinsaleh.com , saya berpandangan bahwa saya setuju, karena jika Anda peka dan dapat menikmati buah karya seni, batik adalah karya seni luar biasa indah dan bernilai tinggi, indah hasil akhir serta tiap prosesnya.

Batik memiliki historis yang panjang, nilai seni yang tinggi bahkan kaum minoritaslah yang memahami esensi dan nilai yang terkandung didalamnya. Seperti saya pribadi, ketika kecil saya tidak menyukai batik karena nilai mistis yang terkandung, tampak kuno dan jadul. Dan ketika saya mulai belajar seni, memahami seni, mengagumi seni negeri orang. Saya baru sadar dengan hasil karya nusantara kita ini.

Pengerjaannya bertingkat – tingkat, sentuhan kasih sayang pembatik, warisan leluhur pada anak cucu, dan pesan yang terkandung mengisyaratkan bahwa dia hidup serta tak dapat tertirukan oleh mesin tercanggih sekalipun, seperti ungkapan Darwin Saleh dalam tulisannya.

Bagi kaum muda yang mungkin belum mempunyai alasan untuk mengagumi batik, bacalah artikel ‘Bangga dengan Batik’ buah pemikiran serta tulisan Darwin Saleh. Bicara dengan lugas, tegas dan berani akan bangga terhadap hasil karya bangsa yang mewakili kaum muda dan semua, ini membutikan bahwa batik kita memiliki daya tarik tersendiri di dunia global, layaknya mistis yang menghipnotis mata kita untuk menikmatinya.

Bicara tentang modal sejarah dan budaya, selama umur sayapun (22 tahun) tak mampu menampung, menelaah dan menikmatnya. Bukan rahasia lagi bahwa bangsa Indonesia terdiri akan puluhan ribu pulau (17.504 – 2004) , ribuan suku bangsa (1340 suku bangsa) dan budayanya begitu memikat investor asing. Ini merupakan anugerah dan mungkin bisa menjadi bencana jika tidak selektif.

Waktu kecil saya selalu disuguhkan dengan pemandangan, budaya, dan seni serta tempat – tempat indah di belahan dunia, di negara Eropa, Asia, Afrika, dan lainnya, sehingga tertanam bahwa kelak saya harus datang ke tempat tersebut. Ini membutakan mata saya akan keindahan alam, seni, dan budaya negeri sendiri. Saya kira Anda akan setuju dengan fenomena bangsa yang besar, adalah bangsa yang mimiliki nilai historis panjang, buah perjuangan panjang, keseragaman akan perbedaan, kesenian dan kebudayaan melimpah ruah layaknya alam dan hasil bumi kita yang membuat daya tarik surga dunia bagi investor asing sudah dimiliki oleh Indonesia jauh sejak zaman dulu, dibuktikan dengan datangnya negara Eropa ke Indonesia pada era kolonial. Dan inilah kekuatan sebenarnya akan bangsa kita.

Malu atau Bangga?

Ada suatu cerita, ketika kita melancong ke benua seberang, yang jauh dari tanah air. Sering kali kita berkomunikasi atau sekedar berdiskusi dengan penduduk setempat, mereka selalu menayakan “Where you come from?” dan ketika kita menjawab “I come from Indonesia?”, mereka malah bertanya “Where is it?”, dan akhirnya kita memakai kata penolong “you know Bali? Yes, that is one of Indonesia islands” dan akhirnya kata yang keluar dari mereka “is that correct? I do not know Indonesia. Bali is a beautiful place”.

Sejujurnya saya pribadi mendengarnya malu. Indonesia adalah surga dunia dan tempatnya orang – orang hebat. Bukan karena saya orang Indonesia sehingga saya mengatakan hal tersebut. Tapi jika bukan kita, khususnya kaum muda, siapa lagi yang akan bangga dengan negeri sendiri?

Akhirnya dengan bijak dan percaya diri, tunjukan setidaknya dua foto tempat dan seni budaya yang terkenal di Bali lalu tunjukan beberapa foto lainya yang dimiliki Indonesia selain di Bali sambil berkata “Bali is this? And this, you know with this, this, this, this, and still a lot of places and cultural art and charming nature in all corners of Indonesia. and this is heaven on earth. Paradise real world“. Saya yakin ketika kita berbicara dengan antusias, bangga dan meyakinkan layaknya Anda meyakinkan program tender pembangunan yang Anda ajukan pada pemerintah, pasti mereka (luar negeri) ingin lebih tahu tentang surga dunia, Tanah Air Indonesia.

Flickr. Kesenian budaya Bali penuh historis – Tari Kecak

Flickr. Taman Ayun – Bali

Sejarah, Seni dan Budaya IndonesiaFlickr. Sejarah, Seni dan Budaya Indonesia

Saya adalah kaum muda, mahasiswa. Namun saya hanyalah mahasiswa kesehatan yang buta akan sejarah dan budaya bangsa ini secara menyeluruh, namun saya mengerti bahwa bangsa ini memiliki ribuan potensi luar biasa akan hal itu. Karna itulah selalu terbenak dalam hati untuk menjelajah budaya bangsa dari Sabang hingga Merauke. Dapat berinteraksi mengenal alam, seni, dan budaya negeri secara langsung akan menjadi memori yang melekat hingga akhir hayat.

Secara terus terang bagi saya kaum muda, saya bersama yang lain (kami) selalu mempunyai impian untuk pergi ke luar negeri hanya untuk menikmati ciptaan Tuhan. Sehingga sering kali menutup mata akan anugerah dalam negeri sendiri.

Akankan negeri saya ini akan tetap seperti ini? Dipandang sebelah mata bahkan oleh masyarakatnya sendiri? Cukuplah itu. Tidak akan terjadi lagi!

Permasalahan Umum

Pertama, khususnya yang dialami kaum muda yaitu kebutaan, ketidak pekaan, dan suguhan – suguhan sejak kecil akan hebatnya negeri lain, besarnya negeri lain, indahnya negeri lain. Sehingga terpana akan hal itu dan menenggelamkan potensi sejarah, seni budaya tanah air sendiri. Terngianglah “Rumput tetangga lebih hijau daripada rumput sendiri”di benak saya.

Kedua, kaum muda sering kali mendengar bahwa pelaku sejarah adalah orang yang berjasa akan terbentuknya sejarah negeri. Namun kebutaan akan sejarah perjuangan membuat kaum muda dan semua sering kali meremehkannya. Bahkan melupakannya. Ironis sekali para pelaku sejarah yang terlupakan.

Namun minoritas orang saat ini berjuang mengembalikan kejayaan negeri ini. Mulai lantang bicara akan keindahan bumi pertiwi, media membuka mata dan pemerintah bekerja sama untuk menarik dunia luar akan keindahan bumi pertiwi. Dan kaum muda salah satu motor penggeraknya.

Solusi Masalah Umum

Pertama, Peribahasa yang saya sebutkan di atas telah mewakili akar permasalahan mengapa kita semua buta akan potensi negeri ini. Ini adalah buah pemikiran saya yang mewakili seluruh teriakan anak muda tentang negeri ini.

Secara logika, yang tertanam sejak kecil adalah Indonesia kaya akan pulau, bahasa, budaya, suku bangsa, hasil bumi, dan masih banyak lagi. Pertama saya tekankan pada budaya dan umumnya kesemuanya.

Dari Sabang hingga Merauke, di sana banyak sekali daerah terpencil yang memiliki nilai seni, budaya, dan sejarah yang tinggi namun tidak ter-expose dengan menarik. Di sinilah peran kita semua (pemerintah, media massa, elemen masyarakat) untuk bekerja sama. Simpelnya, dengan kebijakan pemerintah akan kewajiban setiap media massa wajib mengenalkan daerah – daerah diseluruh nusantara dengan keuniknya masing – masing. Dan media massa tidak menutup mata dengan karya anak muda akan buah karyanya meliput suatu daerah tersebut. Ini salah satu cara agar keantusiasan masyarakat meningkat.

Salah satu contoh karya anak bangsa :

Klik tautan ini bila video di atas tidak muncul.[sumber: Youtube]

Bicara permasalahan seni dan budaya negeri ini bukan masalah mudah, juga berarti dihindari. Seperti buah pikir serta tulisan Darwin Saleh “Apresiasi Terhadap Seniman dan Karyanya”. Saya pribadi merasa kecewa, merasa malu. Karena apresiasi terhadap pecipta buah karya di negeri ini. Ini adalah harta negeri. Jadi perlu sekali apresiasi, dan solusi di atas juga butuh apresiasi.

Kedua, Pelaku sejarah. Mengutip pesan Bung Karno, “Hanya bangsa yang menghargai pahlawan – pahlawannya bisa menjadi Negara yang besar dan jasa – jasa tokoh yang pernah menorehkan peristiwa – peristiwa penting untuk menyelamatkan republik ini haruslah diberikan penghargaan yang wajar” dan terilhami buah pikir serta tulisan pada artikel “Apresisasi Terhadap Seniman dan Karyanya , saya sangat, sangat dan sangat setuju dengan kedua pesan tersebut. Ironis bila para pelaku tidak mendapatkan apresiasi bahkan terlupakan seperti Sjafruddin Prawiranegara – Presiden RI yang Terlupakan.

Klik tautan ini bila video di atas tidak muncul. [sumber: Youtube]

Saya beranggapan solusi terbaik adalah “Apresiasi” bagi semua yang berjasa untuk kekayaan negeri ini, diperjuangkan dan ditingkatkan nilainya, Tidak hanya materi, namun seremonial sehingga merangsang seluruh penjuru negeri untuk berbondong – bondong berpikir, berinovasi, berkarya sehingga lahirlah pejuang – pejuang negeri dengan keahliannya masing – masing. Dengan langkah seperti ini, sejarah, budaya, seni, dan karya akan selalu abadi dan dikenang oleh generasi ke generasi berikut juga dengan pelakunya. Dan www.darwinsaleh.com membuka jalan bagi para Kaum Muda Berbicara Indonesia untuk berkarya dalam buah pikir dan tulisannya.

Punyakah Kita Modal Sejarah dan Budaya untuk Bangsa Kita Berjaya?

Saya Aditya Agung Mustaqim, salah satu kaum muda berbicara Indonesia dari pelosok negeri dengan lantang dan penuh kebanggaan. Indonesia negaraku, Indonesia tanah airku, Indonesia surga kesenian dunia, Indonesia surga budaya dunia, Indonesia surga alam dunia, Indonesia surga duniaku, Indonesia Bangsa Kita Berjaya!

Referensi :
Foto/gambar : Flickr .com
Video : Youtube.com
Tulisan :
http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Indonesia
http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_bangsa_di_Indonesia
http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_pulau_di_Indonesia
http://darwinsaleh.com/?page_id=623
http://darwinsaleh.com/?page_id=1525

86 thoughts on “Budaya Menunjukkan Bangsa

  1. Memang sih semakin lama generasi bangsa semakin melupakan jati diri & kekayaan budaya sendiri.
    Nice article brotha 🙂
    like it

  2. artikel yang sangat bagus sekali gan, tetapi sayangnya tanggapan pemerintah terhadap budaya sendiri malah dibiarkan, tetapi budayanya luar negeri dibarkan terus masuk. lama – kelamaan budaya sendiri saja nggak kenal, seperti saya sendiri :v

      1. itu apps reading list cloud di ipad gue. Soale kalo ada artikel bagus. Belum sempet baca, dan takut lupa ya langsung gue simpen deh. Semacam evernote. Nanti tinggal log in di lepi kalo udah di kos. Enak mobile. *ooh god, kenapa promosi gue*

  3. Saya adalah satu dari ribuan orang yang di pasar bebas Asean 2015 pengen bersegera kerja di Singapore karena sudah sebel dengan Indonesia. Apa yang saya lakukan terhadap Indonesia itu, malu atau bangga?

    Terngianglah “Rumput tetangga lebih hijau daripada rumput sendiri”di benak saya seperti seperti yang mas Aditya sampaikan.

    Dan saya teringat (dokumenter) pulau Miangas, sebuah pulau kecil terluar yang yang berbatasan dengan Philippine. Sangat indah, baik pesona alam maupun nasionalisme mereka. Dengan bangga mereka kibarkan bendera merah putih di sepanjang jalan yang masih yang kebanyakan berupa tanah karena pembangunan yang tak kunjung merata.. dan dikibarkanlah pula di kapal nelayan kecil mereka walaupun bahan bakar masih langka.. yaaa… tetep bangga walau mereka terisolasi. Tidak dianggap di negeri sendiri, dianggap asing di negeri orang. Tapi tetep bangga… yaaa… walaupun mereka tidak tahu siapa Presiden mereka.. “Sukarno!” mungkin jawab mereka. Memalukan atau membanggakan?

    Sejujurnya, komentar ini adalah bentuk iri saya sama mereka yang bisa menutup mata sambil bilang ‘Bangga sama Indonesia!’ sih. Saya juga pengen kok bisa begitu! Jujur.. pengen…banget! Dan saya iri.. Maka dari itu…

    Terimakasih atas tulisannya yang begitu Indah tentang (budaya) Indonesia, Tuan Aditya Suka Merem! Sedikit banyak mengingatkan saya kembali untuk ‘Bangga sama Indonesia!’ Iya.. bener! Makasih yaaa.. biyanget! Terima Kasih! ^^

    Nb: Ngomong2 saya jadi pengen ke Miangas nih biar makin bangga sama Indonesia. Etapi kok di Google Maps Miangas udah milik Philippine ya? https://maps.google.com/maps?q=miangas&hl=en&sll=37.0625,-95.677068&sspn=41.275297,86.572266&hnear=Miangas&t=m&z=15&iwloc=A Bwahahak! *ketawa pait* *nunggu di dunia nyata diklaim beneran sambil maem popcorn bareng pak Menteri*

    1. Saya cuman bisa termenung membaca komentar 🔝 (diatas). Wawasan bertambah, senang sekaligus sedih.

      1. Saya juga salah satu orang yg ingin bekerja di luar negeri. Banyak beberapa faktor, entah karna ketidakpuasan atau hasrat pribadi.
      2. Membohongi diri akan kebanggaan negeri sendiri, padahal hanya utk memenuhi syarat penulisan lomba menulis? Awalnya iya! Tapi ini tantangan tersendiri dimana kita menulis hal yg menarik tapi kita buta akan materi itu. Dan akhirnya saya sedikit mencari tau ttg negeri sendiri. Alhamdulillah.

      Dan komentar bang Gilang ini, membuat saya utk berfikir beribu kali akankah saya meninggalkan tanah air. Ataukah kembali seperti BJ Habibie waktu menciptkan pesawat pertama kalinya di negeri ini?

      “Kejarlah ilmu hingga ke ujung dunia, Tapi ingatlah kau punya kampung yang menunggu ilmumu.”

      👏👏😇

    2. Barusan buka google maps. Dan fix itu bukan salah satu pulau kita lagi. Siapakah yang salah? *yang menutup mata dan tau tapi hanya membisu*. Saya berharap semua anak terbaik negeri, anak kreatif negeri ini, seperti bang Gilang sang creator Gizipp berfikir ulang kelak utk pergi. Tapi jika iya, buatlah orang luar sana mengenal bahwa anak Indonesia berprestasi dan luar biasa. Jujur saya baru tahu akan pulau tsb dahulunya milik indonesia. Sedih akan hilangnya pulau itu dan sedih akan ketidakpekaan terhadap bangsa sendiri. Suwun suwun terimakasi!! 🙂

  4. nice post bang, meskipun banyak mereka yg buta, setidaknya masih ada mata dan tangan yg lain untuk menjaga dan mengapresiasi warisan leluhur kita, keep writing 🙂

  5. Hahaha, artikel-nya “ngena” mas adit ..

    Hmm memang sih masih banyak masyarakat kita yang “tutup mata” akan masalah budaya ini, bbrp mungkin ada yang sudah punah namun kita sendiri belum paham apa dan dimana yang “miss” dari hal tersebut toh (?) Nah, disini mungkin butuhnya generasi muda yang kebetulan masih “melek” dan memberikan gerakan gerakan “anti-merem” untuk mencegah sekaligus memperbaiki kesadaran masyarakat akan hal ini toh (?) Hahaha, semoga dengan adanya artikel ini juga bisa menjadi alternatif untuk “memelekk-an” mata masyarakat Indonesia, amiin 😉

  6. artikelnya bagus banget semoga bisa di jadikan motivasi buat semua para pemuda-pemudi di Indonesia untuk lebih mencintai bangsanya, termasuk produk dari bangsa nya sendiri juga. jadi bukan ketergantungan Hermes atau Dior saja 😀

  7. Menulis salah satu langkah u/ mempromosikan budaya kita juga… Kaya kamu ini 🙂 bagus dit,awal yg baikkkk… Ditunggu karya2 selanjutnyaa

  8. Keren bro blogny . Terus berkarya brro 🙂
    Jalan-jalan men keren banget bro acaranya , apa lg vidiography nya (y)

  9. Tetaplah lantang menyuarakan keindahan negerimu hingga dunia tau indonesia adalah sebenar2 surga dunia

    Artikelnya menggugah! 😀

  10. Sayaa bangga masih ada pemuda yang peduli dengan bangsanya. Kayak liriknya lagu gita gutawa di film laskar pelangi “tak perlu lah aku keliling dunia, biarkan ku disini” 😉 tak perlu jauh2 untuk melihat maha karya ciptaan tuhan dengan pergi k luar negri, karena indonesia lah surga dunia.
    Namun miris sekali masih banyak anak muda yg tdk berpikiran seperti itu dan bangga bila mengunggah foto2 mereka yg berada d luar negri. Jadi inget lagunya dewa yg judulnya MAHAMERU “masih kah terbesit asa , anak cucuku mencumbui pasirnya” kebetulan13 oktober 2013 lalu sya berrhasil ada d puncak mahameru, dan hal trsebut mmbuka mata saya bagaiman surga dunia itu benar2 ada d indonesia, semoga ank cucu kita memiliki asa juga utk kesana. 🙂
    Artikel yg bagus dan informatif untuk membangkitkan semangat nasionalisme pemuda terhadap negrinya. Semoga yg seperti ini terus ada hingga nanti entah kapan itu , semoga berhasil membuka mata pemuda indonesia.
    tanah airku tidak ku lupakan, kan ku kenang selama hidupku!

    1. Dan itu masih di Jawa ya Ris, masih banyak gunung, pantai, dan pulau yang tersembunyi diseluruh nusantara. Sejarah yang sedikit demi sedikit terlupakan, sengajakah itu? Tak perlu mengeluh. Makasi Ris komentarmu menyindir halus akan trend upload foto luar negeri. Dan saya suka itu 🙂

Leave a reply to nia Cancel reply